Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

CerBung: Seulas Senyum itu (Part Ending)

Sejak hari itu, aku dan Kak Hafizh jadi lebih dekat. Tetapi bukan secara fisik. Kami bahkan tak pernah bertatap muka langsung.  Kak Hafizh sudah menyelesaikan studinya di kampus. Jadi kami hanya berkomunikasi lewat sms, kirim-kirim chat lewat facebook dan telpon-telponan. Awalnya ini bikin deg-deg an, dipertengahan bikin hati berbunga-bunga, pas lama kelamaan entah kenapa aku merasa ada yang aneh. Fokus ku mulai terganggu. Tiap hari waktuku habis hanya untuk menunggu telpon dari Kak Hafizh. Setiap hal yang kulakukan, wajah Kak Hafizh selalu terbayang. Kalau mau diceritakan yang kurasakan jadi mirip-mirip sama lagu nya Duo Ratu.  "Aku mau makan kuingat kamu Aku mau tidur juga ingat kamu Aku sedang sedih kuingat kamu Oh, cinta mengapa semua serba kamu" Karena pikiranku sepertinya dipenuhi wajah Kak Hafidz. Akibatnya ibadah, belajar, dan fokusku dalam mempersiapkan ujian final jadi agak terganggu. Aku belum terlalu sadar hingga pada suatu ketika saat mengikuti Kaj

Aku Juga Ingin Menikah..

Akhir-akhir ini, entah kenapa jadi sering baper. Mungkin efek cuaca dingin. Hujan yang turun dari pagi hingga siang hari sukses, bikin aku jadi baper sendiri. Pas, lagi merenungi nasib, eh.. teman sebelah putar lagu BBB judulnya "Ingin Menikah". Ckkckck, tingkat baperku jadi tambah parah. Tetapi ada bagusnya juga. Karena aku jadi punya bahan untuk menulis di blog ini. Hehehe. Baper ternyata bisa bikin ide-ide bermunculan. Wkwkwkwkwk Hujan turun disiang cerah, pertanda baik atau malah sebaliknya Hampa hati lama sendiri, walaupun ada cinta tak bertahan lama. Kuingin menikah seperti yang lain bukankah cinta itu hak semua insan Akankah cinta datang menyunting hatiku? Datanglah oh cinta aku ingin menikah" Ketika usiaku tinggal menghitung jari menggapai angka 30.Ketika aku mulai  minder  karena satu persatu teman sudah membawa  "buntut"  saat reunian. Ketika keluarga besar mulai ribut bertanya kapan mengenalkan orang special. Ketika mulai jenuh ditany

CerBung "Seulas Senyum itu Part 2"

Setelah semalaman hati gak tenang. Perasaan bahagia bercampur aduk dengan perasaan deg-degan. Ternyata hari ini, aku malah kecewa berat. Kak Hafizh yang nelpon suruh datang pagi-pagi, malah gak keliatan batang hidungnya sampe acara Seminarnya mau mulai.  Bang Ippang, selaku ketua panitia seminar lalu memberi kode padaku agar memulai pembukaanya.. "Yah, gagal deh melihat senyum Kak Hafizh pagi ini", gumamku dalam hati Tetapi rasa kecewaku lalu terusir oleh rasa grogiku di menit-menit awal memulai acara. Tiba-tiba penyakit demam panggung ku kambuh lagi. Ah,, tanganku gemetaran. Teks yang kupegang sejak dari tadi mendadak kabur. Rasanya jantung ku hampir meledak gara-gara gugup. Lalu kutarik nafas panjang, menahannya beberapa detik. Lalu kuhembuskan kembali. Hal ini sedikit mengurangi rasa gugupku. Kuulangi beberapa kali. Dan tiba-tiba hidungku mendeteksi wangi tak asing. Eh, ini bau parfumnya Kak Hafizh. Refleks mataku mengitari isi ruangan mencari pemilik senyum b

Berkirim Kabar ke Belahan Dunia yang Lain

"Surat cintaku yang petama Membikin hatiku berlomba Seperti melodi yang indah kata-kata cinta nya--- Padaku" Lagu "Surat cintaku yang pertama" dinyanyikan oleh Bunda Vina Panduwinata ini rilis tahun 1987 dan langsung menjadi sangat hits. Mungkin karena dimasa itu, muda-mudi memang gemar berkirim kabar lewat Pak Pos. Rasanya pasti membahagiakan sekaligus mendebarkan. Dimulai dari saat merangkai kata-kata lewat goresan pena. Kemudian suratnya dilipat rapi. Dimasukkan ke amplop yang sudah disemprot parfum. Trus dibawa ke Kantor Pos. Setelah itu berdoa supaya Pak Posnya bisa berubah jadi SuperMan agar suratnya cepat sampe. Kemudian hari demi hari menunggu dengan penuh harap dan deg-deg-an. Pas Pak Posnya datang ke rumah, girangnya bukan main. Ternyata Pak Posnya cuma bawa surat tagihan listrik. Hehehehe ^_^ Saya yang anak kelahiran tahun 90-an. Cuma bisa melihat hal itu dari film film tempo doeloe. Atau mendengar kisah itu dari Om atau Tante y

CerBung: Seulas Senyum Itu

Sudah tiga malam berturut-turut wajahnya selalu hadir di mimpiku. Pertanda apakah gerangan? Apakah mungkin sesuatu sedang terjadi padanya? Ah, semoga tidak.  Toh aku selalu menyisipkan namanya dalam tiap doaku. Agar dia dilindungi dan selalu mendapat berkah dari Ilahi. Atau mungkin ini efek terlalu rindu? Em..bisa jadi. Sudah hampir dua tahun ini tak pernah lagi mendengar kabar beritanya. Iya seolah hilang ditelan bumi. Hilang entah kemana. Aku harap dimana pun ia berada, ia masih dalam Lindungan Yang Maha Rahman. Oh tidak, rasa ini masih melekat kuat di hatiku. Rasa yang entah bagaimana aku harus melukiskannya. Suka kah? Kagum kah? Atau Cinta?  Entahlah. Aku pun masih sangat bingung tentang perasaanku padanya. Perasaan yang telah terpendam selama 10 tahun lamanya. Perasaan sepihak, yang mungkin hanya aku yang merasakannya. Dan dia tak pernah tahu. Maukah kau kuceritakan kisahnya? Kisah tentang Penantian Panjangku. Kisah tentang Cinta sepihakku. Atau kisah tentang cinta

Melogikakan Rasa

Ada sebagian rasa yang selamanya tidak bisa kau mengerti, maka tidak perlu berbuat bodoh untuk  mencoba memahaminya. Ada sebagian rasa yang selamanya tidak bisa kau elak, maka tidak perlu berlagak jagoan untuk dapat menyingkirkannya. Ada beberapa rasa yang tidak bisa dipaksa hadir, maka tidak berguna segala ancaman dan rayuan untuk membuatnya datang. Ada rasa yang membuatmu kuat, ada pula yang justru melemahkan. Ada yang bisa disembunyikan, ada yang norak tidak peduli. Ada rasa yang tidak bisa dibuat main-main seperti bermain api dan air, atau mawar dan duri, atau bermain di dunia fantasi Banyak yang mengabaikan,  tapi banyak juga yang menyadari. Engkau bagaimana? -Dikutip dari Buku Letters From Turkey- Rasa itu adalah cinta. D an cinta yang kuharapkan bukanlah cinta gila seperti kisah cinta Laila dan Majnun atau cinta mati seperti kisah romeo dan juliet. Aku berharap cintaku padamu adalah cinta dalam diam, yang tak perlu diumbar atau dipamerkan. Cukup

Berhenti Bercanda Berlebihan

Memasuki Minggu ketiga di 1 Minggu 1 Cerita #1M1C "Menulislah walau hanya satu cerita" dan untuk minggu ini temanya lumayan berat about Forgiveness (Seputar Maaf dan Memaafkan). Akhirnya baru nulis di jam-jam terakhir sebelum deadline berakhir. Sebelumnya udah blogwalking ke blog member-member lain. Dan ternyata semua tulisan teman2sekalian keren-keren. Saya jadi tambah gak pede untuk nulis. Takut hanya tulisanku sendiri yang jelek. Tetapi karena gak tega sama mimin dan momon yang udah nagih-nagih terus. Akhirnya aku bayar sekarang. Berharap ada yang dapat manfaat dari tulisanku ini. Terkait tentang Maaf dan Memaafkan harusnya tak pernah hilang dari keseharian kita. Karena tanpa sadar atau tidak, sengaja atau tidak kadang karena perkataan atau tindakan kita yang kurang berkenaan. Lalu ternyata ada hati yang terluka karenanya. Hal ini berlaku juga dalam dunia pertemanan terutama dunia pertemanan para cewek. Kadang cewek-cewek suka bertemanan dekat dengan beberap

Sahabat, Terima Kasih karena sudah hadir di hidupku

Apa kau pernah merasa sendiri dan sangat kesepian? Aku pernah. Apa kau pernah merasa diabaikan dan seolah tak terlihat? Aku pernah. Apa kau pernah merasa heran karena tiba-tiba kau dikelilingi orang yang hanya ingin memanfaatkan mu? Aku pernah. Merasakan sakit... tentu saja iya. Tetapi itu dulu, sebelum aku mengenal kalian. Sahabat-sahabat terbaik yang membuat ku tak merasa sendirian lagi. Sahabat-sahabat terbaik yang membuat keberadaan ku di dunia menjadi berharga. Sahabat-sahabat terbaik yang dengan kalian aku bisa tertawa lepas dan nyaman menjadi diriku sendiri. Kalian perlu tahu bahwa setiap orang yang datang dan pergi dalam hidup kita pasti meninggalkan kesan tersendiri. Menempati ruang tersendiri dalam hati kita. Entah itu meninggalkan kesan membahagiakan atau menyakitkan. Walaupun orang tersebut sempat membuat kita merasa kecewa atau memberi luka, tetapi kita sama sekali tak punya hak untuk menyalahkan nya. Biarlah dosa yang mereka perbuat menjadi masalah mereka den