Skip to main content

Sedalam apakah kau mencintaiku??

Yaps,, hari terakhir untuk minggu ke 36 di tantangan menulis 1 minggu 1 cerita. Sama seperti biasa, di awal bulan akan ada tema untuk tulisan. Dan kali ini temanya adalah "PERTANYAAN"

Hum, masih ada sekitar 4 jam lagi sebelum deadline minggu ke 36 berakhir. Rencana awal saya mau pake jatah bolos hahahah. Tetapi gak deh, takut tabiat bolosnya jadi kebiasaan. Saya sudah berjanji pada diri sendiri bahwa tahun ini akan lebih konsisten lagi menulis. Walaupun itu hanya satu minggu satu cerita. Sambil mengetik ini saya berdoa semoga jaringan gak lemot. Jadi bisa setor tulisan sebelum pukul 23.59

Jadi saya memutuskan untuk menulis karena tiba-tiba teringat kisah yang diceritakan oleh Guru Kesenianku waktu SMP dulu. Judulnya sama seperti judul postingan ini,,, tentang sebuah pertanyaan "Sedalam apakah kau mencintaiku???"

Waktu itu pelajaran kesenian berada di jam terakhir. Seingatku itu setelah jam istirahat kedua, berarti sekitar di jam setengah satu siang. Biasanya di jam seperti itu, kami sudah sangat lelah, sudah sangat ngantuk, dan tentunya daya fokus sudah berada di level terendah. Kami semua berdoa supaya pak Guru keseniannya gak masuk. Lumayan bisa santai sambil nunggu waktu pulang sekolah. Tetapi ternyata eh ternyata Pak Guru Keseniannya tetap masuk. Sontak kami semua memasang tampang cemberut dan menghela nafas panjang. Mungkin karena melihat ekspresi kami semua seragam,, Pak Guru Keseniannya lalu menyuruh kami menutup buku pelajaran dan memasukkannya di dalam tas. Ekspresi kami semua langsung berubah bahagia dan berteriak kegirangan. Tetapi Pak Guru keseniannya lalu memukul meja untuk menenangkan kegaduhan kami. 

Beliau berkata, "Sambil menunggu jam pulang saya akan menceritakan sebuah kisah percintaan. Tetapi syaratnya kalian harus duduk diam mendengarkan" 

Kami pun berteriak " Oke "

Pak Guru pun memulai bercerita bahwa Dulu ada sepasang muda-mudi yang saling mencintai. Mereka melewati masa kecil dan tumbuh dewasa bersama. Teman satu kampung hingga satu sekolah mulai dari SD sampai SMA. Yang wanita bernama Indah dan Yang Pria bernama Anton (hahahaha dua ini nama karangan soalnya saya sudah tidak diingat dulu Pak Guru bilang namanya siapa, heheheh). Semuanya baik-baik saja hingga mereka tamat SMA. Si Anton memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Luar Negeri. Sedangkan Si Indah memutuskan untuk tidak melanjutkan studynya. Maklum ayah dan ibunya hanya pedagang kecil di pasar. Saat itu sangat berat bagi Anto untuk memutuskan meninggalkan Indah. Tetapi kesempatan beasiswa yang ia terima mungkin tidak akan datang dua kali. Jadi dengan berat hati, ia pun berjanji pada Indah akan kembali melamarnya saat study nya di Luar Negeri selesai. Dan indah memegang janji itu dan melepas kepergian Anton dengan air mata berderai. Sebulan, dua bulan, hingga setahun komunikasi Indah dan Anton berjalan lancar. Kala itu mereka berkirim kabar lewat surat. Karena fasilitas internet atau telpon masih belum ada di jaman itu. Hingga suatu hari Indah dilamar oleh seorang pria tetangga sebelah. Ayah dan ibunya sudah merestui. Tetapi Indah belum mengiyakan, karena saat ini hatinya telah ia beri Ke Anton. Tetapi ada setitik keraguan yang merayap di hati Indah. Karena seringnya Anton telat membalas suratnya. Dan untuk meneguhkan hatinya kembali akan janji Anton yang dulu, Indah lalu menulis surat kilat pada Anton yang berisi pertanyaan "Katakan, sedalam apakah kau mencintaiku?" Tidak berapa lama, surat itu sampai di tangan Anton. Dan Anton membaca surat tersebut. Ia lalu segera mengirim balasan suratnya. Tetapi betapa terkejutnya Indah saat menerima balasan surat Anton. Karena di kertas surat yang ia terima, tak ada satu kata pun yang tertulis. Yang diterima oleh Indah hanya selembar kertas putih kosong. Karena hal tersebut, Indah merasa sangat kecewa, ia pun menerima lamaran pria pilihan ayah dan ibunya. Empat tahun berlalu, akhirnya Anton telah menyelesaikan studinya. Ia pun kembali ke tanah air dengan rasa bangga. Dan tentunya dengan rasa rindu yang amat besar untuk kekasih hatinya, Indah. Sebelum pulang ia menyempatkan membeli Jepitan Rambut Emas untuk melamar Pujaan hatinya tersebut. Tetapi kemudian hati Anton hancur berkeping-keping setelah sampai di Rumah Indah. Ia melihat Indah telah berambut pendek dan sedang menggendong bayi. Itu berarti Jepitan Rambut yang ia beli jadi tak berguna lagi. Anton pun meminta penjelasan Indah. Kenapa ia tega menikah dengan orang lain? Padahal dulu mereka sudah mengikat janji agar bisa hidup bersama suatu hari nanti. Indah lalu menyalahkan Anton. Kenapa ia tak menjawab pertanyaan yang ia berikan? Mengapa yang ia kirim hanya selembar kertas kosong? Anton lalu berkata bahwa selembar kertas putih itu adalah jawaban atas pertanyaan Indah. Bahwa Cinta Anton pada Indah sangat dalam dan suci sama seperti selembar kertas putih itu. Sangking dalamnya cinta Anton pada Indah, ia tak menemukan kata-kata yang pas untuk ia tuliskan. Oleh karena itu ia hanya mengirim selembar kertas putih itu. Anton dan Indah sama-sama menyesal. Ternyata kesalahpahaman terjadi diantara mereka hanya karena sebuah pertanyaan "Sedalam apakah kau mencintaiku?" Walaupun keduanya merasa sakit hati. Anton dan Indah memutuskan untuk saling mendoakan saja untuk kebahagiaan masing-masing. Karena Indah pun telah berbahagia dengan keluarga kecilnya. Dan Anton juga berjanji akan menemukan kebahagiaannya yang lain. The End

Waktu SMP dulu saat mendengar cerita ini, rasanya keren banget. Tetapi sekarang cerita ini sudah sangat biasa. Bahkan sinetron banget hahahha. Tetapi intinya bukan disitu seh. Intinya itu, Perkara Jodoh sudah ada yang mengatur. Walaupun kita maunya menikah dengan si dia lalu ngotot mengatakan bahwa dia satu-satunya yang hanya akan ada di hati selamanya. Tetapi kalau bukan dia yang namanya tertulis di Lauhul Mahfuz yang mau gimana lagi. Kita gak bisa apa-apa. Karena kita cuma manusia biasa. Bisanya cuma berencana, tetapi perkara takdir itu tetap Allah yang menentukan. Kalau bukan dia yang ditakdirkan untuk kita, ada saja jalan bagi kita untuk berpisah dengannya. Sama seperti kisah cinta Indah dan Anton tadi. Dua orang yang saling mencintai dan berjanji untuk hidup bersama akhirnya terpisah hanya karena selembar kertas kosong tadi. 

Humm,, Dan ini berlaku juga sebaliknya, kalaupun kita gak pacaran. Memutuskan untuk menghijab diri dan hati. Menundukkan pandangan, menjaga pergaulan dan tidak tebar pesona kemana-mana. Yang sudah kebal dengan cibiran orang mengatakan diri kita ini kuno atau calon perawan tua. Tetapi jika Allah telah memutuskan akan menikahkan kita dengan seseorang yang baik. Yang mungkin kita dan dia terpisah jarak terlalu jauh. Tak pernah bertemu sebelumnya. Allah akan tetap berikan jalan agar hati kita dan hatinya menyatu. Karena sesungguhnya Allah menciptakan semuanya berpasang-pasangan. Jadi jangan pernah takut tak bertemu jodoh. Karena jodoh itu bisa saja kita disatukan di dunia tetapi bisa juga kita disatukan di akherat Kelak.

Hei,,, ada satu hal yang terlupa, setelah dipikir-pikir kenapa guru kesenian ku menceritakan ini pada kami. Jangan-jangan ini adalah pengalaman pribadi Pak Guru Kesenianku. Soalnya si Anton pasti punya nilai kesenian yang tinggi, karena dibandingkan mengungkapkan rasa cintanya yang dalam lewat kata-kata dia lebih memilih mengirim selembar kertas kosong. Hahahaha,,kalau sampai benar begitu berarti kami harusnya menghibur Pak Guru Kesenian hari itu juga. 

Wassalam 

Menulislah walau hanya satu minggu satu cerita




Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang