Skip to main content

Sahabat - Kahlil Gibran


Sahabatku.... 

Aku tidak seperti bagaimana yang kau sangka selama ini, bahkan aku pun tak mengenal siapa diriku sesungguhnya. Engkau lihat aku mengenakan jubah sebagai pakaian kebesaran yang melindungiku dari keraguanmu namun kau tak melihat betapa banyak kekurangan yang ada pada diriku. 

"Aku" yang ada dalam diriku, tinggal di dalam rumah yang senyap dan akan tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya tanpa aku dapat pahami dan tanpa aku dapat dapati.
Engkau tak akan percaya pada kata-kata yang aku katakan setelah sekian lama menggumpal di dalam dadaku, serta apa yang aku lakukan karena kata-kata bagimu hanyalah rancauan kesia-sia an belaka, sementara itu kebenaran sejati hanya ada di dalam pikiran mu sendiri. Dan perbuatan ku hanyalah ilusi semata.

Sahabatku,
Engkau tak dapat memahami pikiran-pikiranku yang berlayar di lautan. Engkau pun tak mungkin dapat memahami mengapa aku harus tetap tinggal di lautan sendiri.
Ketika engkau berkata ini adalah siang hari. Maka aku akan berkata ini adalah malam hari. Tetapi kemudian aku bercerita tentang terik siang yang berdansa melintas di atas bukit dan pada bayangan lembayung yang mencuri jalan menyeberangi lembah. Karena engkau tak dapat mendengar nyanyian kegelapanku dan tak pula dapat melihat sayap-sayapku yang menjelajahi bintang-bintang dan aku merasa kau tak akan pernah mendengar atau melihat. Karena sesungguhnya aku seorang diri menikmati ambang malam.

Sahabatku,
Kau memiliki seni kehidupan yang indah. Kehidupan yang cermat dan penuh kearifan. Bisa dikatakan bahwa hidupmu Maha Sempurna. Lalu aku pun berbicara dengan bijak dan cermat kepadamu. Sekalipun aku gila tetapi aku menopengi kegilaanku. Biarlah aku gila seorang diri saja.

Sahabatku,
Keindahanmu bukanlah keindahanku. Tetapi bagaimana bisa aku menjelaskan padamu untuk mengerti diriku. Sebab jalanku bukanlah jalanmu. Walaupun sebenarnya kita sedang berjalan dan bergandengan tangan bersama... end


Aku suka sekali dengan puisi karya Kahlil Gibran ini. Puisi ini kubaca saat aku masih duduk di bangku SMA. Lalu kemudian kutulis di dalam jurnal harianku. Dan hari ini aku membaca jurnal itu kembali dan aku merasa ingin menulisnya di blog ini. Maknanya dalam sekali... Tetapi tergantung persepsi kita masing-masing. Kalau menurutku puisi ini memberikan pengertian bahwa seorang sahabat yang walaupun kita telah lama menghabiskan waktu bersamanya. Yang mungkin kita telah mengenal watak dan sifatnya luar dalam. Mengenal segala kelebihan dan kekurangannya. Tetapi sebenarnya kita belum mengenal dirinya yang sebenarnya. Kita mungkin tidak tahu berapa banyak dia terluka atau menangis diam-diam. Karena seringnya diri kita hadir saat dia sedang berbahagia saja. Begitukah???

Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang