Skip to main content

Cerita tentang Pulang Kampung

Hari ini Kamis, saatnya untuk tersenyum manis, jangan pasang tampang meringis, nanti di cubit bang Kumis. Hahahah, itu kalimat yang sering di ucapkan salah seorang teman saat ditanya hari ini hari apa? Dan hari ini adalah hari terakhir di bulan Agustus. The End of August ini bertepatan juga dengan 09 Dzulhijjah 1438 H. Saudara-Saudara sesama muslim yang melaksanakan ibadah haji sedang dalam proses untuk melakukan wukuf di padang Arafah. Sedangkan muslim di tanah air bersuka cita menyambut datangnya hari Raya Idul Adha yang akan di laksanakan besok. 

Wangi ketupat yang dimasak langsung menyerbu ke dalam kamar kost an saat pagi-pagi membuka pintu. Hiksss, rasanya sedih belum bisa ada di rumah saat ini. Diriku hari ini masih harus masuk kerja. Masih ada pekerjaan menggunung yang harus diselesaikan demi libur tiga hari. Senangnya kali ini dapat libur lebaran idul Adha selama tiga hari yaitu hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Jadi gak perlu isi form surat izin lagi. Hahahah Biasanya kantor ku cuma libur pas hari Raya Idul Adha saja. Jadi aku yang harus pulang kampung, sering menambah jatah libur dengan mengisi form surat izin atau surat cuti. Wkwkwkwk Kali ini gak perlu isi form itu lagi, yeay... jadi jatah cuti nya bisa disimpan untuk liburan hohoho.

Tetapi pulang kampung kali ini aku merasa agak deg-deg an. Karena supir langganan lagi gak naik makassar. Jadi otomatis cari sopir lain. Berbekal pengalaman tahun-tahun lalu, kalo dekat hari Raya, transportasi untuk pulang kampung akan full full. Mungkin karena orang-orang di kampung lebih banyak yang mengais rezeki di kota. Walaupun begitu aku tetap bersyukur banget, soalnya gak perlu naik pesawat ato kereta api untuk mudik. Gak ada drama nyari tiket promo hingga tengah malam. Ato desak-desak kan di KRL bersama dengan koper dan kardus yang menggunung. Walaupun begitu aku tetap merasakan susahnya saat harus mudik. 

Drama pertama, saat hunting mobil atau angkutan umum untuk di gunakan ke kampung halaman. Karena aku masih belum punya cukup tabungan untuk beli kendaraan pribadi. Dan tak punya teman untuk ditempati nebeng, akhirnya jauh-jauh hari sebelum mudik sudah harus pesan mobil yang akan mengantar. Minimal tiga hari sebelum mudik, sudah harus pesan mobil soalnya mobil angkutan umumnya terbatas. Jika sudah pesan jauh-jauh hari bisa sedikit lebih tenang. Tetapi kadang juga, mobil yang sudah dipesan membatalkan pesanan kita karena sebab dan lain hal. Seperti hari ini, pengalaman seorang teman yang di PHP sama supir mobil. Begini ceritanya, Mbak Uchi sejak hari minggu lalu udah pesan mobil, dan si sopir sudah mengiyakan untuk menjemput. Tetapi karena hari kamis ini orang-orang di kampung sudah sangat sibuk mempersiapkan banyak hal untuk hari Raya besok, jadinya penumpang ke kota Makassar gak ada sama sekali. Dan Pak Sopirnya  batal untuk bawa Mobil ke Makassar. Parahnya dia mengkonfirmasi ke Mbak Uchi beberapa jam dari jam seharusnya dia sudah menjemput. Akhirnya Mbak Uchi nya kalang kabut, nyari mobil lain. Kasiankan Mbak Uci nya .. Uhh,, Pak Sopirnya gak bertanggung jawab banget. Harusnya' kan dia mengkonfirmasi sejak awal hari. Atau setidaknya membantu Mbak Uchi cari sopir lain yang akan berangkat ke Kota Makassar. Jadi Mbak Uchi gak harus kalang kabut cari sopir lain.Syukur beberapa menit lalu, Mbak Uchi memberi kabar kalau sudah dapat mobil lain untuk pulang kampung. Walaupun harus himpit-himpitan di mobil dan membayar lebih banyak dari biasanya. Demi apa? demi bisa berlebaran bersama keluarga tercinta.

Drama kedua, aku yang punya penyakit mabuk perjalanan parah, harus minum antimo atau obat masuk angin sebelum naik mobil. Pernah sekali aku dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, muntah hingga 10 kali. Jangan tanya bagaimana keadaanku saat itu. Aku sangat-sangat berantakan. Karena saat itu aku berkendara seorang diri tanpa teman ato sodara. Di dalam mobil, semunya orang asing. Jadi aku harus mengurus diriku sendiri. Dengan keringat dingin bercucuran dan kantong plastik hitam yang tersedia di tangan. Kepala pusing, perut mual, jantung berdetak cepat... Sukses membuat perjalanan malam itu menjadi sangat panjang dan menyebalkan. Apa yang menyebakan aku mabuk parah hari itu? Alasannya, karena aku gak sempat makan malam sebelum berangkat akhirnya masuk angin dan mungkin juga gara-gara aku minum air tahu sebelum naik mobil disaat perut sedang kosong. Akhirnya sejak saat itu, aku merasa trauma minum air tahu T_T

Drama ketiga, saat aku harus minum pil kecil mungil bernama antimo. Aku termasuk ke dalam kelompok orang  yang sangat sulit menelan pil, terutama pil pahit kehidupan *eh
Yah, aku termasuk ke dalam kelompok orang dewasa yang sangat sulit menelan obat terutama dalam bentuk pil atau tablet. Penyebabnya, karena obat yang kutelan itu selalu nyangkut di tenggorokan dan membuatku tercekik atau refleks muntah. Dan itu akan menjadi semakin parah jika yang harus kutelan adalah antimo. Baunya saja sudah memancingku untuk langsung muntah. Jadi solusinya, aku harus membenamkan pil kecil bernama antimo itu di dalam buah pisang. Lalu pisangnya akan kunyah sedikit lalu kutelan. Jadi rasa pahit antimonya tidak akan terasa. Bagi sebagian orang minum obat sangat mudah, tetapi bagiku itu sangat sulit. Aku lebih memilih disuntik berkali-kali daripada harus menelan obat. Karena ternyata aku lebih kuat menahan rasa sakit dibanding harus menelan rasa pahit. Maafkan kalimat yang agak mendramatisir itu. Hahahahah

Intinya perjalanan pulang ke kampung halaman itu lumayan melelahkan, tetapi itu semua terbayar lunas saat sudah sampai di rumah dengan selamat. Bisa tidur di kamar sendiri dan saat terbangun bisa melihat senyum ceria dari orang-orang yang menyayangiku tanpa syarat, yaitu keluarga. 

Minus tiga jam sebelum aku mudik,,, aku berdebar-debar lagi. Bukan karena akan bertemu pujaan hati tetapi karena aku lagi-lagi harus minum antimo tanpa ada buah pisang disini. Huffftttt.... 

Selamat menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha buat semua saudara-saudara moslem


Ditulis untuk #1minggu1cerita 





Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang