Skip to main content

Review Buku Flying Traveller - Junanto Herdiawan



Judul Buku        : Flying Traveler – Berburu Momen Anti Mainstream
Penulis Buku       : Junanto Herdiawan
Penerbit           : B First (PT. BENTANG PUSTAKA)
Tahun terbit       : Maret 2014
Tebal Halaman    : 148 Halaman

Tahun 2015 akan segera berakhir berganti dengan tahun 2016. Bagaimana dengan rencana travelling tahun ini??? kalau saya sendiri tahun ini belum tercapai, karena tidak memiliki waktu yang luang, tidak punya anggaran yang cukup, plus belum punya kamera yang bagus. Hahahahaha... Dan sepertinya mimpi untuk travelling ku ditunda sampai tahun 2016. Ah... pokoknya tahun 2016 nanti aku harus berani mengangkat ransel dan mengunjungi tempat baru. Yaps...semangat.
Dan untuk mengatasi kekecewaan ku karena belum bisa travelling, akhirnya aku hanya membeli buku bertema travelling. Judul nya Flying Traveller – Berburu moment anti mainstream. Dan karena membaca judul tersebut, kupikir buku ini akan membahas tips-tips untuk menuju destinasi wisata dengan menggunakan pesawat terbang, sehingga buku ini diberi judul Flying Traveller. Ternyata Tet tot... Saya salah.

Buku ini ternyata membahas tentang Levitasi. Pernah dengar tentang Levitasi??? Kalau saya ini adalah pertama kalinya membaca sesuatu yang berkaitan dengan levitasi. Jadi Levitasi adalah sebuah seni berpose di depan kamera dengan tubuh seakan-akan melayang di udara. Trik berfoto dengan pose melayang seperti itu tidak menggunakan trik atau aplikasi apapun, tetapi tubuh benar-benar harus diangkat ke udara untuk menampakkan kesan melayang secara riil. Teknik berfoto seperti itu pertama kali diperkenalkan oleh gadis Jepang yang dijuluki “Floating Girl From Tokyo” bernama asli Natsumi Hayasi.

Dari pertemuan penulis, Mas Junanto Herdiawan dengan Mbak Natsumi Hayasi akhirnya Mas Junanto Herdiawan mulai melakukan levitasi dari tiap perjalanan nya mengunjungi beberapa tempat menarik. Menurut Mas Junanto Herdiawan, Levitasi bermakna filosofis yaitu sebuah ajakan kepada orang lain agar keluar dari belenggu rutinitas keseharian yang menjerat. Hal itu disimbolkan oleh momen saat kita bisa berada pada posisi “freeze” atau “antigravitasi”.

Dari buku Flying Traveller ini, penulis mengajak kita jalan-jalan sambil berlevitasi ria mengunjungi tempat-tempat menarik di Jepang, Cina, Korea Selatan, Mongolia dan Negeri kita tercinta, Indonesia. Buku ini keren banget karena foto-foto penulis di depan objek wisata benar-benar terkesan melayang plus berwarna. Hehehehe... Dan di akhir buku penulis memberikan tips-tips berlevitasi agar kita juga bisa berfoto dengan kesan terbang di udara.
So.. say god bye buat pose mainstream berfoto dengan kaki menjejak tanah plus tangan membentuk huruf V dan mari beranikan diri berlevitasi dengan mengambang di udara. And smile..






Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang